Pada Rabu, 28 Mei 2025, Program Studi (Prodi) Magister Fisika Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menyelenggarakan Kuliah Tamu untuk mata kuliah Teori Medan Kuantum secara daring melalui platform Zoom. Acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam kepada mahasiswa mengenai fisika teoretis, khususnya dalam ranah unifikasi electroweak. Kuliah tamu ini menghadirkan narasumber Mirza Satriawan, S.Si., M.Si., Ph.D., Dosen Fisika dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan dimoderatori oleh Azrul Sulaiman Karim Pohan, S.Si., M.Si., Ph.D. (Dosen Fisika Itera), serta dipandu oleh pembawa acara Yasmin Mufidanisa, S.Si. (mahasiswa Magister Fisika Itera).
Koordinator Prodi Magister Fisika ITERA, Dr. Agustina Widyani, M.Si., membuka acara dengan menyampaikan rasa terima kasih kepada narasumber dan peserta yang hadir. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kuliah tamu ini untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai fisika teoretis, khususnya dalam memahami konsep unifikasi elektroweak yang menjadi salah satu pilar penting dalam fisika modern. Dr. Agustina juga berharap mahasiswa dapat memanfaatkan sesi ini untuk berdiskusi secara aktif dengan narasumber guna memperdalam pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan.
Dalam sesi kuliah tamu, Mirza Satriawan, S.Si., M.Si., Ph.D., memaparkan materi bertema “Unifikasi Elektroweak” yang mencakup beberapa bahasan, yaitu Interaksi Lemah sebagai salah satu interaksi fundamental dalam fisika partikel, Mekanisme Higgs dan sistematikanya dalam memberikan massa kepada partikel, Teori Elektrolemah Glashow-Weinberg-Salam (GWS) sebagai kerangka unifikasi interaksi elektromagnetik dan lemah, Penjelasan mengenai Masa Boson Tera dalam konteks mekanisme Higgs, Kopling dengan Fermion, dan Suku Massa Fermion. Pemaparan materi dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang memperkaya pemahaman peserta terhadap topik yang dibahas.
Sesi diskusi menghadirkan pertanyaan menarik dari peserta, di antaranya dari Yasmin Mufidanisa, Mahasiswa Magister Fisika ITERA, menanyakan “Dalam konteks unifikasi gaya elektromagnetik dan lemah, saya ingin tahu sejauh mana eksperimen seperti yang dilakukan di CERN berperan dalam membuktikan kebenarannya”. Menurut Dr. Mirza, tidak hanya eksperimen di CERN tapi ada buku tentang tes-tes tentang diagram Feynman yang teliti sekali yaitu dengan penemuan Higgs dan dicek koplingnya dengan Fermion, Foton, dsb; semakin menguatkan terkait kebenaran tentang teori elektroweak. Masih ada beberapa hal yang belum bs dijelaskan, seperti neutrino right handed, matriks Cabibbo–Kobayashi–Maskawa (CKM), dsb. Selanjutnya pertanyaan dari Kelvin, mahasiswa Fisika ITERA, bertanya: “Apakah bisa menggabungkan unifikasi elektroweak dengan grup-grup simetri lainnya?”. Menurut Dr. Mirza, kalau dalam model standar SU(3)xSU(2)xU(1) sebenarnya sudah merupakan penyatuan Quantum Chromodynamic (QCD) dengan teori elektroweak. Pada Grand Unified Theory (GUT) seperti SU(5), simetrinya rusak dengan medan skalar untuk menjadi standar model. Masalah di SU(5), proton meluruh lebih cepat dibanding alam semesta padahal seharusnya tidak. Keuntungan dr teori Glashow–Weinberg–Salam (GWS) dengan koreksi orde tinggi cocok dengan hasil eksperimen. Terkait unifikasi sampai SU(5) dan SU(6) belum ada eksperiman yang memverifikasikan, membenarkan, ataupun menyalahkan. Yang terakhir Ibu Weni, dosen Fisika ITERA, menanyakan “Apakah identitas Ward-Takahashi cukup untuk menggambarkan seluruh aspek dalam GWS? Atau perlu identitas Slavnov-Taylor?”. Dr Mirza memberikan komentar terkait belum diketahuinya terkait gambaran tersebut.
Acara kuliah tamu ini berlangsung sukses dan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa Prodi Magister Fisika ITERA dalam memperdalam pemahaman tentang unifikasi elektroweak. Sesi diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan sertifikat kepada narasumber sebagai bentuk apresiasi. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk mendukung pengembangan akademik mahasiswa. (Penulis: EO)
